Waspada, Kematian Akibat Demam Berdarah Didominasi Anak-Anak

Balikpapan, IDN Times - Jumlah korban meninggal dunia akibat kasus demam berdarah dengue tercapai mencapai 11 kasus hingga awal Oktober 2019.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Dr Andi Sri Juliarti menyatakan telah terjadi kenaikan jumlah kasus demam berdarah selama bulan September.
"Kalau dibandingkan tahun lalu di bulan yang sama, memang terjadi kenaikan," kata Dr. Andi Sri Juliarti yang biasa disapa Dio ketika diwawancarai wartawan di Kantor Wali Kota Balikpapan, belum lama ini.
1. Korban meninggal masih anak-anak

Demam berdarah dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk. Penderita yang terjangkit demam berdarah akan terkena demam tinggi dan mengalami penurunan jumlah trombosit secara drastis yang dapat membahayakan jiwa.
Dio menjelaskan dari 11 kasus korban meninggal dunia akibat DBD yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, seluruh korban merupakan anak-anak. Usia penderita tercatat berkisar antara 5 hingga 14 tahun.
Tingginya jumlah kasus kematian demam berdarah pada anak-anak dipengaruhi oleh tingkat penanganan yang lambat di keluarga.
Para orang tua baru membawa anak mereka ke dokter atau puskesmas setelah hari kelima, sehingga kondisi korban sudah kritis dan tidak terselamatkan. Demam karena DBD ini seringkali diabaikan karena dianggap flue biasa.
"Kadang anak yang terkena batuk pilek para orang tua biasanya hanya diberikan obat, menunggu panasnya turun sampai hari kelima baru baru dibawa ke dokter, dan jadinya sudah terlambat untuk ditangani," katanya .
2. Paling tinggi kasus di Kecamatan Balikpapan Utara

Dia menjelaskan dari 11 kasus masing-masing terjadi di Kecamatan Balikpapan Timur sebanyak 2 kasus meninggal dunia, Kecamatan Balikpapan Selatan sebanyak 2 kasus, Kecamatan Balikpapan Kota sebanyak 1 kasus, Kecamatan Balikpapan Tengah 1 kasus dan Kecamatan Balikpapan Utara 5 kasus.
Dio menerangkan faktor lain yang menyebabkan tingginya jumlah kasus kematian akibat demam berdarah juga disebabkan oleh perubahan ciri-ciri demam berdarah yang sudah berubah.
Ciri-ciri demam berdarah sudah tidak seperti dulu lagi dengan ciri-ciri demam tinggi yang ditandai dengan munculnya bintik merah di tubuh. Namun DBD masa kini hanya ditandai dengan panas tinggi.
Hal ini mengakibatkan banyak orang tua menganggap anaknya terkena demam biasa, sehingga hanya diberikan obat dan menunggu hingga beberapa hari sebelum dibawa ke dokter atau puskesmas.
3. Status Balikpapan masih waspada DBD

Kenaikan jumlah kasus demam berdarah yang terjadi tidak mempengaruhi status Waspada DBD di Kota Balikpapan.
Data Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, jumlah kasus demam berdarah Januari hingga awal Oktober 2019, tercatat 2.319 kasus.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan kasus DBD pada tahun 2018. Status waspada akan ditingkatkan menjadi kejadian luar biasa (KLB) jika kasus DBD mencapai 2 kali lipat kejadian tahun lalu.

















