Ketua Tim Penggerak PKK PPU, Risna Rais Abdul Gafur (tengah kanan) didampingi Kepala DKP PPU, Surito Widarei dan stafnya di KRPL (IDN Times/ Ervan Masbanjar)
Terkait dengan sumber pangan semua berasal dari produksi KRPL yang didalamnya terdapat tanaman cepat menghasilkan seperti bayam, kangkung, sawit dan lainnya. tanaman sayur tersebut langsung diberikan kepada keluarga yang bailtanya terindikasi stunting. Sementara bahan pangan ikan juga disediakan pihaknya, hanya saja pengelolaan pengembangan di masyarakat oleh instansi terkait.
Pengembangan KRPL dilakukan oleh kelompok - kelompok wanita tani di desa tersebut dengan dana APBN. Setiap kelompok KRPL pada minggu pertama mendapatkan anggaran sebesar Rp50 juta untuk penumbuhan tanaman pangannya. Sedangkan untuk pengembangan di tahun kedua diberikan dana kembali sebesar Rp15 juta sehingga total Rp65 juta per kelompok.
"Setiap kelompok KRPL, kita berikan pemahaman berupa pangan beragam jenisnya, berimbangan gizi dan proteinya serta aman dikonsumsi. Kami juga berikan pengetahuan tentang menghitung protein, lemak dan karbohidrat, agar sasaran balita stunting bisa cepat teratasi apabila persoalannya memang kekurangan gizi. Tetapi jika akibat (gangguan) kesehatan maka menjadi penanganan Dinas Kesehatan," pungkas Surito.