Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sungai Tercemar, Warga Kampung Bermai di Kubar Kesulitan Air Bersih

Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)
Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Kutai Barat, IDN Times - Kondisi Sungai Perak (Piraq), Kampung Bermai, Kecamatan Damai, kabupaten Kutai Barat kini makin tak bersahabat dengan warga. Airnya keruh dan tak bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Demikian dikatakan Ketua Badan Permusyawatan Kampung (BPK) Bermai, Dones Husein pada Rabu (27/11).

"Airnya agak berbusa. Jadi betul-betul sudah tidak bisa digunakan," ucapnya.

1. Warga kampung diminta tak menggunakan air sungai karena diduga tercemar

Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)
Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Empat hari semenjak Dones menemukan kondisi tak wajar di Sungai Perak, dia pun mengingatkan warga kampung agar tak menggunakan air di sungai sebab saat ditemukan banyak ikan-ikan, udang serta bidawang (sejenis labi-labi/kura-kura punggung lunak) mati mengambang di sungai. Petaka itu muncul setelah hujan.

"Jadi kalau gak ada hujan, aman masih kami," akunya.

2. Demi air bersih warga kampung harus membeli

Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)
Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Mengenai air bersih, sebenarnya pihak kampung sudah mengadu ke berbagai pihak seperti pemerintah atau perusahaan agar mendapat bantuan distribusi air bersih. Sebab, air minum itu harganya lumayan satu jeriken bisa Rp7.500. Besarnya rupiah yang harus dikeluarkan demi mendapatkan air bersih itu memang bikin pusing.

"Syukur kalau yang punya uang. Kalau yang gak punya uang, bagaimana caranya mau dapatkan air bersih. Jadi kami mohon agar bisa dapat air layak," keluhnya.

Dones memang menyaksikan tatkala Tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kubar turun mengambil sampel di Sungai Perak, namun cara mengambil contoh air itu mengundang keraguan dari Dones sebab menurutnya air yang diambil itu sudah tak ada lagi limbahnya karena telah mengalir. "Harusnya tim tersebut datang pagi saat kami menemukan hewan-hewan mati, tapi ini malah siang," terangnya.

3. Warga kampung berharap bantuan suplai air bersih

Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)
Ikan-ikan mati di Sungai Perak, Kutai Barat diduga karena tercemar limbah perusahaan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dones sangat berharap mereka dibantu untuk menyelesaikan persoalan tersebut, sebab warga tak bisa berbuat banyak. Sebagian warga menggantungkan harapan mereka di sungai tersebut lewat tangkapan ikan, kalau sungai tercemar masyarakat harus berbuat apa. Utamanya suplai air bersih. Jarak dari Barong Tongkok, salah satu kecamatan terpadat itu 60 kilometer bisa ditempuh dua jam perjalanan.

"Saya sangat memohon bantuan. Karena kalau tidak ada bantuan, kami tidak tahu akan jadi apa kami di sini. Saya memohon ada air bersih," tutupnya.

Share
Topics
Editorial Team
Yuda Almerio
EditorYuda Almerio
Follow Us

Latest News Kalimantan Timur

See More

Artikel kaltim

04 Nov 2025, 15:43 WIBNews