Ilustrasi ujian nasional (pixabay/lecroitg)
Terpisah, Hizkiadven Sanggam Batara Lebang mengaku sepakat bila ujian nasional dihapus, tapi pemerintah harus punya pengganti yang terbaik.
Wacana yang disampaikan Nadiem Makarim ialah Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI), namun konsep itu masih digodok pemerintah.
Menurut Hizkiadven, ujian negara harus tetap ada lantaran program itu menjadi penentu standar pendidikan nasional. Dan ingat, UN sudah ada sejak 1965.
"Namanya aja yang diganti, pemerintah tentu punya regulasi terbaik," kata mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman (Unmul) itu.
Dia menambahkan, sudah sewajarnya ujian nasional tak menjadi beban bagi para siswa. Sehingga pelajar tak menjadi stres.
Waktu itu pada 2016, dirinya masih ujian dengan sistem lama bukan komputerisasi. Sekarang UN serba komputer, lebih nyaman sehingga siswa tak perlu repot menghapus bulatan pensil, jika ada jawaban salah. Tapi setiap jenis UN punya kekurangan dan kelebihan, persoalan sekarang lebih kepada jaringan internet.
"Ya, tetap sama harus siapkan mental. Kita tunggu saja gebrakan kebijakan pemerintah ini," pungkasnya.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb