Misteri Kematian Mantan TNI di Balikpapan, Polisi: Bukan Dibunuh

Balikpapan, IDN Times –Kasus tewasnya Triyanto (70) yang ditemukan tewas di pinggir jalan di kawasan Graha Indah Balikpapan masih meninggalkan tanda tanya bagi keluarganya.
Namun, polisi memastikan Triyanto tewas bukan karena dibunuh. Hal ini diketahui setelah hasil pemeriksaan medis terhadap jenazah purnawirawan TNI itu rampung.
Kasat Reskrim Polres Balikpapan, AKP Costa Sabam Siahaan mengatakan, setelah ditemukan tewas, mayat Triyanto langsung dibawa ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) untuk diperiksa. Kini hasil pemeriksaan tersebut sudah ada hasilnya.
“Ya, sudah ada hasil visumnya,” katanya kepada awak media di Mapolres Balikpapan, Jumat (22/11).
1. Hasil visum disebut tak ada tanda kekerasan di tubuh korban

Costa pun memaparkan hasil pemeriksaan medis terhadap jenazah Triyanto itu. Kata dia, berdasarkan hasil visum, Triyanto tewas bukan karena dibunuh, melainkan karena sakit.
“Intinya bukan korban pembunuhan, karena dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda itu (kekerasan),” ungkap perwira balok tiga di pundak itu.
2. Triyanto tewas karena serangan jantung

Mengenai penyakit yang membuat Triyanto tewas adalah karena serangan jantung. Hal tersebut turut dijelaskan berdasarkan hasil visum korban.
“Korban memiliki riwayat penyakit jantung kronis dan sudah di-ring,” tandasnya.
3. Awal mula dugaan pembunuhan

Diberitakan sebelumnya, Triyanto ditemukan tewas di pinggiran jalan RT 29, Jalan Taman Sari, Graha Indah, pada Selasa (19/11) pagi, oleh anaknya sendiri. Sebelum tewas, dia tengah menjaga tanahnya di sana.
Dugaan mengenai mantan prajurit TNI itu dibunuh mencuat, lantaran di tubuh korban terdapat luka-luka.
Selain itu, Triyanto disebut memiliki masalah dengan tanahnya yang di Graha Indah itu. Tanahnya seluas 500 meter persegi ada yang mengklaim, dengan bukti dokumen segel. Namun keluarga Triyanto menyakini tanah itu sebagai miliknya karena memegang bukti Sertifikat Hak Milik (SHM).
Karena masalah tersebut, Triyanto disebut kerap berhadapan dengan mafia tanah. Bahkan, pagar pembatas dan plang nama yang dibuatnya kerap dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab.

















