Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Marhumi: Ingin Tetap Bisa Menenun Sarung Samarinda Sampai Tua

IDN Times/Mela Hapsari
IDN Times/Mela Hapsari

Semarang, IDN Times - Jari jemari Marhumi tampak terampil memasukkan benang dan menenunnya. Satu demi satu benang tersusun membentuk kain bermotif indah, inilah kain tenun sarung Samarinda. Marhumi telah sejak tahun 1988 menekuni profesi sebagai penenun kain sarung di Samarinda.

Keterampilannya menenun sarung Samarinda ini ditunjukkannya di stand Pemerintah Kota Samarinda di gelaran Indonesia City Expo XVII di kota Semarang, Jawa Tengah. Ia dengan santai terus menenun di tengah lalu lalang pengunjung pameran.

"Ini saya lagi buat sarung Samarinda untuk laki-laki. Motifnya macam-macam, ada juga motif khas Dayak," kata Marhumi.

1. Kain sarung Samarinda disukai pengunjung

IDN Times/Mela Hapsari
IDN Times/Mela Hapsari

Ia menjelaskan alat dari kayu yang digunakannya di pameran ini bernama bedokan. Ada alat lain yang digunakan untuk menenun yaitu ATBM atau Alat Tenun Bukan Mesin. Satu kain  tenun dapat diselesaikannya dalam waktu sekitar 2 minggu.

Menurutnya kain Samarinda di pameran Indonesia City Expo ini cukup diminati pengunjung. Panjang kain yang ditenunnya ini sekitar 2x1 meter.

"Ini pertama kalo ke Semarang. Sudah banyak yang laku. Harga kain ada yang Rp400 ribu, ada yang Rp750 ribu," kata Marhumi.

Makin rumit dan banyak motif, akan makin lama proses pembuatannya dan makin mahal pula harganya. Tak heran jika ada kain tenun yang harganya mencapai jutaan rupiah.

2. Ingin tetap bisa menenun hingga usia tua

IDN Times/Meka Hapsari
IDN Times/Meka Hapsari

Benang yang digunakan untuk membuat kain tenun ini adalah benang sutera impor dari Tiongkok dan benang terlebih dahulu diolah agar benang menjadi lebih kuat.

"Harapan saya supaya laris dan biar tua tapi tetap kuat mengerjakan (menenun kain)," katanya sambil tersenyum.

Kain tenun Samarinda ini berasal dari pendatang dari Bugis dan Sulawesi yang tinggal di kawasan Samarinda Seberang. Setidaknya ada 12 motif sarung Samarinda dengan warna dominan hitam, putih, ungu, biru laut, hijau, dan merah. Juga ditambah dengan motif Dayak yang membuat semakin banyak pilihan.

Ketrampilan Marhumi menenun kain ini menjadi salah satu daya tarik stand Pemerintah Kota Samarinda. Para pengunjung terlihat berhenti dan mengamati cara Marhumi menggunakan alat tenun.

3. Pameran produk-produk UKM

IDN Times/Mela Hapsari
IDN Times/Mela Hapsari

Kegiatan Indonesia City Expo XVII digelar dari tanggal 3-6 Juli 2019 di Simpang Lima Semarang ini merupakan salah satu rangkaian acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XIV yang diikuti 98 pemerintah kota dari seluruh Indonesia.

Mengenai stand pameran, Sekretaris Daerah Kota Samarinda Sugeng Chaeruddin menjelaskan, "Pameran itu kegiatan ikutan Rakernas Apeksi. Pameran ini dapat memajukan UKM secara signifikan," katanya.

Pada pameran kota ini dari Kalimantan Timur, selain Samarinda ada pula stand Pemerintah Kota Balikpapan. Pada pameran kota ini ditampilkan aneka produk UKM unggulan dari masing-masing kota peserta pameran.

Share
Topics
Editorial Team
Mela Hapsari
EditorMela Hapsari
Follow Us

Latest News Kalimantan Timur

See More

Anti Ribet, Bayar Pajak Kendaraan Bisa Lewat E-Samsat Pegadaian

04 Agu 2025, 15:11 WIBNews