Samarinda, IDN Times - Kalimantan Timur memang belum bisa lepas menerima pasokan sejumlah komoditas dari daerah lain, namun begitu bukan berarti Benua Etam tak bisa menjaga inflasi.
Justru sebaliknya, pada September lalu Kaltim mengalami deflasi (penurunan harga) sebesar -0,27 persen (month-to-month). Capaian itu lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya, sebesar -0,19% (mtm).
"Keadaan itu dipengaruhi oleh deflasi kelompok bahan makanan daging ayam ras, ikan layang/benggol," ucap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim, Tutuk SH Cahyono dalam keterangan pers belum lama ini.
