Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anggota DPRD PPU Usulkan UN Diganti Penelusuran Minat dan Bakat Siswa

SMKN 2 Penajam Paser Utara (IDN Times/Ervan Masbanjar)
SMKN 2 Penajam Paser Utara (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Penajam, IDN Times - Anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) setuju dan sepakat Ujian Nasional (UN) dihapus dalam sistem pendidikan nasional, sehingga peserta didik dari tingkat SMP hingga SMA tidak tertekan dan terbebani.

"Kalau menurut saya, sepakat dan setuju UN itu dihapuskan, namun diganti dengan penelusuran minat dan bakat peserta didik," ujar anggota DPRD PPU, Irawan Heru Suryanto, kepada IDN Times, Rabu (12/12) di kantor DPRD PPU.

1. Para peserta didik memiliki kemampuan yang beragam

Anggota DPRD PPU, Irawan Heru Suryanto (IDN Times/Ervan Masbanjar)
Anggota DPRD PPU, Irawan Heru Suryanto (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Menurutnya, materi penelusuran minat dan bakat sebagai pengganti UN tersebut, agar langkah siswa nantinya lebih terarah dan kongkret, karena disesuaikan dengan minat dan bakat mereka. Siswa jadi lebih semangat menjalani proses pembelajaran dan guru juga  berhasil memberikan pengajaran dibidangnya masing - masing.

"Bisa dibayangkan para peserta didik memiliki kemampuan yang beragam, tidak semua mengusai matematika atau sains, sebab mereka punya kelebihan masing - masing,"tutur Irawan.

Namun, lanjutnya, kelebihan mereka harus diasah sesuai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Apabila ada pemaksaan ilmu yang tidak dikuasainya menyebabkan siswa jadi malas belajar, guru pun kalang kabut mengejar materi pembelajaran.

"Coba kita lihat saja materi pelajaran murid Sekolah Dasar (SD) sudah begitu sulit mereka tidak memahami seluruh materi tematik yang ditawarkan dalam kurikulum. Akibatnya wali siswa dan orang tua mereka kewalahan membimbing putra, putri atau anak didiknya," urainya.

2. Ada siswa jago dalam bidang sains, tapi ada juga yang mahir di bidang seni dan olahraga

ilustrasi pelaksanaan UNBK   (IDN Times/Ervan Masbanjar)
ilustrasi pelaksanaan UNBK (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Ditambahkannya, ada kalanya siswa jago dalam bidang sains atau matematika tetapi ada pula yang memiliki kelebihan di bidang seni dan olahraga. Oleh karena itu, apabila standar pendidikan disandarkan pada UN kurang begitu baik.

"Kita ini kan harus melakukan lompatan - lompatan pendidikan atau bahasa kerennya melakukan revolusi pendidikan," beber Irawan.

3. Titik tekannya UN hanya berbasis pada angka - angka

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar siswa SMA. IDN Times/Ervan Masbanjar
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar siswa SMA. IDN Times/Ervan Masbanjar

Menurutnya, titik tekannya Ujian Nasional hanya berbasis pada angka - angka (nilai) tetapi tidak betul betul mengetahui kualitas peserta didik sehingga kurang representatif memberikan penilaian ke siswa atau pelajar.

"Jadi saya setuju kalau UN itu dihapuskan saja, namun diganti dengan standar pendidikan kita yang lebih mengidentifikasi kebutuhan atau kemampuan minat dan bakat peserta didik. Jadi standarisasi pendidikan kita diarahkan pada segi kualitas sehingga tidak harus prospektifnya untuk kuantitatif,"pungkasnya.

Share
Topics
Editorial Team
Ervan Masbanjar
EditorErvan Masbanjar
Follow Us

Latest News Kalimantan Timur

See More

Artikel kaltim

04 Nov 2025, 15:43 WIBNews