Media sosial jadi sarana terbaik untuk para fashionholic sebagai tempat menunjukkan gaya busana mereka. Apalagi terdapat tombol suka dan ruang untuk berkomentar, bisa jadi kedua hal itu yang jadi sasarannya untuk bisa mendapat banyak pujian atas apa yang mereka kenakan.
Media sosial pun jadi berubah fungsi. Jika seharusnya berguna untuk silaturahmi, malah menjadi tempat untuk pamer dan terus mengharap sanjungan.
"Dalam otak, dopamin semakin aktif karena kesenangan yang didapat ketika dia dipuji. Lama-kelamaan ketagihan dan hormon serotonin dalam diri meningkat ketika dia sedang berselancar di media sosial. Akhirnya mereka bakal terus panjat sosial di dunia maya,” ungkap Yulia.
Sebab itu Yulia menyarankan untuk segera wawas diri. Hal ini akan berbahaya jika tidak segera dikontrol dan tidak segera berkonsultasi dengan orang terdekat yang bisa memberikan saran terbaik.
"Coba keluar dari pergaulan yang terus melihat rupa kamu dan tidak membuat diri menjadi seorang yang positif. Lantas, belajar mendengar masukan dari orang yang mengasihi kamu,” ujar dia.
Lantas, berhenti rendah diri baik pakaian yang dikenakan, kemampuan diri, bahkan bentuk tubuh ketika menemukan orang yang lebih modis, karena semua orang istimewa dengan caranya masing-masing.